Sejarah dan Teknis Lokomotif E1060 “Mak Itam”

Dok. Sawalunto, Sumatera Barat 2019

Lokomotif uap E1060, yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan “Mak Itam”, merupakan salah satu aset bersejarah perkeretaapian Indonesia, khususnya di Sumatera Barat. Dibangun pada tahun 1921 oleh Maschinenfabrik Esslingen, Jerman, lokomotif ini menjadi simbol penting dalam pengangkutan batubara dari tambang Ombilin, Sawahlunto, menuju pelabuhan ekspor di Teluk Bayur, Padang.

Keunikan utama E1060 adalah penggunaan sistem rack and pinion (rel bergigi), yang sangat jarang digunakan di jaringan kereta api Indonesia. Sistem ini memungkinkan perjalanan pada jalur dengan kemiringan hingga 80‰, terutama pada lintasan ekstrem antara Sawahlunto – Muaro Kalaban – Padang Panjang.

Latar Belakang Sejarah

  • Konteks kolonial Belanda, Jalur kereta Sawahlunto–Padang dibangun oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada akhir abad ke-19 untuk menunjang eksploitasi batubara Ombilin.
  • Peningkatan kebutuhan transportasi, Topografi Sumatera Barat yang bergunung-gunung menuntut penggunaan lokomotif khusus. Oleh karena itu, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) memesan lokomotif tipe Mallet articulated steam locomotive dari Esslingen.
  • Pengoperasian awal, E1060 mulai beroperasi tahun 1921, digunakan untuk mengangkut batubara serta melayani kereta penumpang pada jalur terjal.

Spesifikasi Teknis Lokomotif E1060

Parameter

Keterangan

Tipe Lokomotif

Mallet articulated steam rack locomotive (sistem Abt)

Pabrikan

Maschinenfabrik Esslingen, Jerman

Tahun Pembuatan

1921

Nomor Seri

E1060

Berat

± 53 ton

Tenaga Mesin

± 700 HP

Jumlah Silinder

4 (2 tekanan tinggi, 2 tekanan rendah)

Diameter Silinder

± 390 mm (tekanan tinggi), ± 580 mm (tekanan rendah)

Tekanan Uap Maksimum

± 14 bar

Diameter Roda Penggerak

± 850 mm

Bahan Bakar

Batubara Ombilin

Kapasitas Air Boiler

± 7.500 liter

Kecepatan Maksimum

± 30 km/jam

Radius Putar Minimum

100 meter

Sistem Penggerak

Rack & pinion (Abt system, rel gigi ganda)

Kemiringan Jalur Maksimal

Hingga 80‰ (8%)

Peran dan Fungsi

  • Angkutan Batubara, Lokomotif ini menjadi tulang punggung angkutan batubara Ombilin dari Sawahlunto ke pelabuhan Teluk Bayur.
  • Kereta Penumpang, Selain mengangkut batubara, E1060 juga melayani angkutan penumpang di lintas perbukitan.
  • Inovasi Teknologi, Penggunaan sistem rack railway menjadikannya satu-satunya lokomotif dengan teknologi ini yang dioperasikan di Indonesia.

Julukan “Mak Itam”

Nama “Mak Itam” berasal dari masyarakat lokal Minangkabau. Kata “Mak” berarti panggilan kehormatan untuk sosok tua atau berwibawa, sedangkan “Itam” berarti hitam, merujuk pada warna dominan lokomotif ini. Julukan tersebut menunjukkan kedekatan emosional masyarakat dengan lokomotif yang menjadi ikon Sawahlunto.

Kronologi Sejarah Lokomotif E1060

🏗️ 1892 – Pembangunan Jalur KA Batubara

Pemerintah kolonial Belanda membangun jalur kereta api Sawahlunto – Padang untuk mengangkut batubara Ombilin. Jalur ini memiliki tanjakan hingga 80‰ sehingga memerlukan teknologi khusus.

🚂 1921 – Kedatangan Lokomotif E1060

NISM memesan lokomotif tipe mallet rack dari Esslingen, Jerman. Lokomotif diberi nomor seri E1060 dan mulai beroperasi di jalur Sawahlunto – Muaro Kalaban – Padang Panjang.

⚙️ 1920–1970-an – Masa Keemasan

E1060 menjadi tulang punggung angkutan batubara menuju Pelabuhan Teluk Bayur sekaligus melayani angkutan penumpang. Julukan “Mak Itam” populer di kalangan masyarakat Minangkabau.

⛏️ 1980–1990-an – Penurunan Produksi Batubara

Aktivitas tambang Ombilin menurun, penggunaan E1060 berkurang, dan banyak lokomotif uap lain dipensiunkan.

🛑 2000 – Penutupan Jalur Sawahlunto

Jalur kereta batubara Sawahlunto resmi ditutup. E1060 berhenti beroperasi reguler.

🏛️ 2005 – Warisan Dunia UNESCO

Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (termasuk Mak Itam dan jalur KA) ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO.

🚉 2010–sekarang – Ikon Wisata & Budaya

E1060 dijadikan koleksi utama Museum Kereta Api Sawahlunto dan sesekali dijalankan kembali untuk wisata heritage railway.

Kondisi Terkini dan Pelestarian

  • Disimpan dan dirawat di Museum Kereta Api Sawahlunto.
  • Menjadi ikon kota Sawahlunto dan simbol kejayaan tambang batubara Ombilin.
  • Dioperasikan terbatas untuk mendukung wisata sejarah.

Lokomotif E1060 “Mak Itam” merupakan artefak bersejarah yang mencerminkan kombinasi teknologi perkeretaapian kolonial, eksploitasi sumber daya alam, dan identitas lokal Sumatera Barat. Dengan keunikannya sebagai satu-satunya lokomotif uap rack system di Indonesia, keberadaan E1060 tidak hanya memiliki nilai teknis, tetapi juga nilai historis dan budaya yang mendalam.

📚 Daftar Pustaka

  • Djamhari, R. (2012). Sejarah Perkeretaapian Sumatera Barat. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan RI. (2019). Inventarisasi Sarana Perkeretaapian Bersejarah.
  • UNESCO World Heritage Centre. (2005). Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto.
  • Museum Kereta Api Sawahlunto. (2022). Katalog Koleksi dan Sejarah Perkeretaapian Sumatera Barat.

Posting Komentar untuk "Sejarah dan Teknis Lokomotif E1060 “Mak Itam”"