Mengenal Lebih Jauh Provinsi Sumatera Selatan

Mengenal Lebih Jauh Tentang Provisi Sumatera Selatan

    Provinsi sumatera selatan berdiri pada tanggal 14 agustus 1950 dengan ketetapan hukum UU no.9/1950. Provinsi sumatera selatan berada di pulau sumatera, memiliki luas wilayah sekitar 93,083 km² . Provinsi sumatera selatan terletak pada 1'-4' Lintang Selatan 120'-108' Bujur Timur.



Lambang Provinsi Sumatera Selatan

    Provinsi sumatera selatan memiliki lambang perisai bersudut lima,didalamnya terdapat bunga teratai berkelopak lima, batang hari sembilan, jembatan ampera,gunung, dan juga terdapat atap rumah khas sumsel.
    Arti lambang-lambang tersebutBunga teratai berkelopak lima, melambangkan keberanian dan keadilan berdasarkan pancasila. Batang hari sembilan, melambangkan provinsi sumsel mempunyai sembilan sungai. Jembatan amperamerupakan kebanggaan masyarakat sematera selatan. Gunungmelambangkan daerah pegunungan yang banyak terdapat diprovinsi sumsekl ini. Atap rumah limas khas sumsel, yang memiliki ujung 17 dengan delapan baris genting dan 45 buah genting, merupakan simbol kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17-8-1945.

Ibu Kota Provinsi

    Provinsi sumatera selatan memiliki Ibu Kota Provinsi yaitu Kota Palembang. Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 358,55 km² yang dihuni 1,7 juta orang dengan kepadatan penduduk 4.800 per km². Diprediksikan pada tahun 2030 mendatang Kota ini akan dihuni 2,5 Juta orang. 

    Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang yang menyatakan pembentukan sebuah benua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal 17 Juni 688 Masehi menjadikan kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Di dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki Venice of the East ("Venesia dari Timur").

Ø Suku-Suku Bangsa


    Suku-suku yang ada diprovinsi sumatera selatan antara lain: Musi banyuasin, musi sekayu, ogan, enim, kayu agung, kikim, komering, lahat, lematang, lintang, kisam, palembang, pesemah, pedamaran, pegagan,penesak, rambang, senuling, lom, mapur, meranjat, musi, ranau, rawas, saling, sekak, semendo, dll

Ø Kesenian tradisional


    Tari Gending Sriwijaya, Tari ini ditampilkan secara khusus untuk menyambut tamu-tamu agung seperti kepala Negara, Duta Besar dan Tamu-tamu agung lainnya. Tari Gending Sriwijaya Hampir sama dengan tari Tanggai, perbedaannya terletak pada penggunaan tari jumlah penari dan perlengkapan busana yang dipakai. Penari Gending Sriwijaya seluruhnya. Tari Tanggai, Tari tanggai dibawakan pada saat menyambut tamu-tamu resmi atau dalam acara pernikahan. Umumnya tari ini dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kaian songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai busana khas daerah para penari kelihatan anggun dengan busana khas daerah. Tarian menggambarkan masyarakat palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamau yang berkunjung ke daerahnya. Tari Tenun Songket, Tari ini menggambarkan kegiatan remaja putri khususnya dan para ibu rumah tangga di Palembang pada umumya memanfaatkan waktu luang dengan menenun songket. Tari Rodat Cempako, Tari ini merupakan tari rakyat bernafaskan islam. Gerak dasar tari ini diambil dari Negara asalnya Timur Tengah, seperti halnya dengan tari Dana Japin dan Tari Rodat Cempako sangat dinamis dan lincah.Tari Mejeng Besuko,Tari ini melukiskan kesukariaan para remaja dalam suatu pertemuan mereka .Mereka bersenda gurau mengajuk hati lawan jenisnya. Bahkan tidak jarang diantara mereka ada yang jatuh hati dan menemukan jodohnya melalui pertemuan seperti ini. Tari Madik(nindai), Masyarakat Palembang mempunyai kebiasaan apabila akan memilih calon, orang tua pria terlebih dahulu dating kerumah seorang wanita dengan maksud melihat dan menilai (madik dan nindai) gadis yang dimaksud. Hal yang dinilai atau ditindai itu, antara lain kepribadiannya serta kehidupan keluarganya sehari-hari. Dengan penindaian itu diharapkan bahwa apabila si gadis dijadikan menantu dia tidak akan mengecewakan dan kehidupan mereka akan berjalan langgeng sesuai dengan harapan pihak keluarga mempelai pria. Duk muluk, Dul muluk adalah salah satu kesenian tradisional yang ada di Sumatera Selatan biasanya seni Dul Muluk ini dipentaskan pada acara yang bersifat menghibur, seperti pada acara : pernikahan pergelaran tradisional dan panggung hiburan.

Makanan Khas


    Pempek  adalah makanan khas Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak – otak. Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut saus cuka (cuko).

Rumah Tradisional

    Provinsi sumsel mempunyai rumah tradisioanal yaitu Rumah Limas. Rumah Limas merupakan rumah tradisional khas Provinsi Sumatera Selatan. Dari namanya, jelaslah bahwarumah ini berbentuk limas bangunannya bertingkat-tingkat dengan filosofi budaya tersendiri untuk setiap tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut masyarakat sebagai bengkilas. Apabila Anda bertamu ke salah satu Rumah Limas di wilayah Sriwijaya ini, Anda akan diterima di teras atau lantai dua saja. 
    Rumah Limas sangat luas dan seringkali digunakan sebagai tempat berlangsungnya hajatan atau acara adat. Luasnya mulai dari 400 hingga 1000 meter persegi. Bahan material dalam membuat dinding, lantai, serta pintu menggunakan kayu tembesu. Sementara untuk tiang rumah, pada umumnya menggunakan kayu unglen yang tahan air. Berbeda dengan rangka rumah yang terbuat dari kayu Seru. Kayu ini cukup langka. Kayu ini sengaja tidak digunakan untuk bagian bawah Rumah Limas, sebab kayu Seru dalam kebudayaannya dilarang untuk diinjak atau dilangkahi. 
   Nilai-nilai budaya Palembang juga dapat Anda rasakan dari ornamen ukiran pada pintu dan dindingnya. Selain berbentuk limas, rumah tradisional Sumatera Selatan ini juga tampak seperti rumah panggung dengan tiang-tiangnya yang dipancang hingga ke dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis lingkungannya yang berada di daerah perairan.

Senjata Tradisional


     Senjata Tradisional Sumatera Selatan yang beribuka di Palembang memiliki banyak kesamaan dengan senjata tradisional provinsi lainnya di Pulau Sumatera dan Kepulauan Riau. Namun ada satu senjata yang memang khas Palembang. Senjata tersebut adalah Tombak Trisula.
Seperti halnya rencong dari aceh, kujang dari sunda, atau mandau dari Kalimantan, tombak trisula memang sudah dikenal berasal dari Palembang. Namun belum diketahui secara pasti sejak kapan trisula ini menjadi senjata tradisional di Palembang.
 Diduga perkembangan trisula menjadi senjata tradisional di Palembang ada kaitannya dengan perkembangan kebudayaan Hindu yang ada pada masa kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang. Hal ini dapat dilihat dari bentuk tombak trisula yang mirip dengan trisula yang ada di kuil kuil Hindu yaitu senjata yang dipegang oleh Dewa Siwa.
   Walaupun senjata tombak trisula ini juga dipergunakan oleh banyak negara, akan tetapi yang khas dari trisula palembang adalah kedua sisi tombak tersebut dapat dipergunakan sebagai senjata. Satu sisi tombak berbentuk trisula sedangkan sisi lainnya merupakan mata tombak biasa.

Agama/ Kepercayaan


    Mayoritas penduduk pemeluk agama Islam meskipun demikian, ada juga penduduk yang memeluk agama lain, seperti Kristen Protestan, Katolik, Buddha, dan Hindu. Bahkan ada juga yang memeluk aliran kepercayaan itu hidup bersama-sama, saling berdampingan, bahkan saling membaur tanpa menimbulkan suatu permasalahan. Hari-hari raya secara umum dirayakan dengan hikmat, seperti hari raya Idul Fitri, Idul Adha, Maulid, Isra’ Mi’raj, Nuzul Qur’an, Natal, Paskah, Waisak, Tahun Baru China (Sin Cia), Nyepi, dan lain sebagainya. Serta pembangunan Masjid, Mushala, Gereja, Kapel, Kring, Wihara, Kelenteng, serta Pure, hampir terdapat di setiap pelosok.

Hasil Perkebunan

    
    Pada tahun 2007, luas areal perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan tercatat seluas 2.037.565 Ha dan 84,5 % di antaranya diusahakan dalam bentuk Perkebunan Rakyat. Komoditas utama terdiri dari karet 978.122 Ha, kelapa sawit 682.730 ha, kopi 276.864. ha dan kelapa 58.354 Ha, serta aneka komoditi perkebunan lainnya seperti lada, tebu, teh, kayu manis, kemiri, cengkeh, nilam, gambir. Produksi perkebunan tahun 2007 mencapai 2.731.141. ton terdiri dari karet 722.372 ton, kelapa sawit 1.719.416. ton (CPO dan Inti Sawit), kopi 150.781. ton, kelapa 72.780. ton, dan komoditi lainnya 65.792. ton. Berdasarkan data pada tahun 2005 kontribusi sub sektor perkebunan sebesar 45,02 % terhadap PDRB sektor pertanian, kelautan dan perikanan serta kehutanan atau 11,60 % dari PDRB Sumatera Selatan

Hasil Pertanian


    Hampir seluruh daerah kabupaten/kota di Sumatera Selatan memproduksi padi sawah maupun ladang kecuali kota Palembang. Berdasarkan data, kota Palembang mempunyai 3.508 hektar luas panen padi sawah dan tidak memiliki padi ladang sama sekali. Kabupaten Banyuasin menjadi produsen terbesar padi sawah dan padi ladang dengan total produksi padi sawah dan ladang tahun 2005 sebesar 566.377 ton. Secara umum nilai rata-rata produksi per hektar padi sawah lebih besar dibandingkan padi ladang. Hal ini disebabkan padi sawah mendapatkan pengairan yang lebih baik dan teratur dibandingkan padi ladang.
    Rata-rata produksi per hektar padi sawah adalah 38,82 kuintal, sementara rata-rata produksi padi ladang hanya mencapai 23,39 kuintal per hektar pada tahun 2005. Lebih jauh lagi, produksi padi sawah juga jauh lebih banyak dibandingkan padi ladang. Produksi padi ladang hanya mencapai 171.928 ton sementara padi sawah 2.148.182 ton atau dua belas kali lipat. Jika dilihat dari luas areal panen, padi sawah dipanen dari areal seluas 553.345 hektar sedangkan padi ladang seluas 73.504 hektar. Pada tahun 2005, beberapa komoditas palawija tersebut umumnya mengalami kenaikan jumlah produksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kecuali produksi ketela pohon yang disebabkan oleh berkurangnya luas panen. Pada tahun 2005 ini kacang hijau merupakan komoditas yang baru dicatat produksinya. Produksi jagung mencapai 75.566 ton atau naik sebesar 15,84 persen dari tahun 2004. Meningkatnya produksi dapat disebabkan oleh meningkatnya luas panen jagung yaitu dari 23.859 hektar tahun 2004 menjadi 26.884 hektar tahun berikutnya. Komoditas lainnya seperti ubi jalar, kacang tanah, dan kacang kedelai mengalami kenaikan produksi masing-masing sebesar 8,4 persen, 35,7 persen, 10,6 persen. Sementara itu produksi ketela pohon turun sebesar 27,7 persen dibandingkan tahun 2004. Sumatera Selatan memiliki keragaman produksi tanaman hortikultura seperti sayuran dan buah-buahan. Pada tahun 2005, terdapat 23 jenis komoditas sayuran yang ditanam di berbagai daerah kabupaten/kota. Sedangkan daerah yang menjadi sentra produksi sayuran adalah kota Palembang, Banyuasin serta Pagaralam. Total luas panen tanaman sayuran adalah 27.215 hektar dengan jumlah produksi sayuran sebanyak 865.103 ton. Dari aneka sayuran tersebut diantaranya menunjukkan jumlah produksi yang cukup menonjol, seperti halnya timun, cabe besar dan terung dimana produksinya masing-masing mencapai 141.204 ton, 99.706 ton serta 90.227 ton. Berbeda dengan sayuran, tiga daerah utama penghasil buah-buahan adalah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Ilir dan kota Prabumulih. Secara keseluruhan, produksi buah-buahan di Sumatera Selatan tahun 2005 adalah sebanyak 1.571.089 ton. Dari jumlah tersebut, 32,71 persen adalah produksi nenas, 30,22 persen produksi pisang, dan 16,95 persen Jeruk Siam.

Hasil Tambang


    Minyak dan gas bumi, terdapat di Kabupaten Muara Enim, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Lahat dan daerah lepas pantai. Hasil tambang batu bara tersebar di Kabupaten Muara Enim, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Ogan Kumering Ulu, Ogan Kumering Ilir, dan Lahat. 
  • Hasil galian batu gamping, terdapat di Kabupaten Ogan Kumering Ulu, daerah Karang Agung, Muara Dua, Tanjung Langkayap, dan Banding Agung.
  • bahan semen dan kapur,terdapat di Ogan Kumering Ulu. Tambang marmer terdapat di Lahat, emas di Kabupaten Ogan Kumering Ulu, sementara batu granit, bentonit, andesit, batu apung dan zeolith tersebar di beberapa daerah Sumatra Selatan.
    Hasil tambang yang vital dan strategis di Sumsel tahun 2005 adalah minyak mentah 29.523.31 barrel, gas alam 286.462,59 mcf, dan batubara 9.119.457 ton.(05-03-2007)

Julukan Daerah Sumsel

  • Sedulang Setudung~ Kabupaten Banyuasin
  • Saling Keruani Sangi Kerawati~Kabupaten Empat Lawang
  • Seganti Setungguan~Kabupaten Lahat
  • Serasan Sekundang~Kabupaten Muara Enim
  • Serasan Sekate~Kabupaten Musi Banyuasin
  • Caram Seguguk~Kabupaten Ogan Ilir
  • Bende Seguguk, Seguguk Serasan~Kabupaten Ogan Komering Ilir
  • Sebimbing Sekundang~Kabupaten Ogan Komering Ulu
  • Serasan Seandanan~Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
  • Sebiduk Sehaluan~Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
  • Sebiduk Semare~Kota Lubuklinggau
  • Palembang Djaja~Kota Palembang
  • Prabumulih Jaya, Seinggok Sepemunyian~Kota Prabumulih

Semoga akan tetap lestari hingga anak cucu kita kelak!!!
Mari bersama-sama menjaganya!!!





Posting Komentar untuk "Mengenal Lebih Jauh Provinsi Sumatera Selatan"