Cara Khusyuk dalam Shalat Menurut Al-Qur’an dan Sunnah

Shalat merupakan tiang agama dan ibadah paling agung setelah syahadat. Allah ﷻ berfirman:

“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-‘Ankabut: 45)

Namun, nilai shalat seseorang sangat bergantung pada kadar kekhusyukan yang ia hadirkan. Nabi ﷺ bersabda: “Sesungguhnya seseorang benar-benar selesai dari shalatnya, dan tidak ditulis baginya kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, seperduanya, sepertiganya, atau setengahnya.” (HR. Abu Dawud, dinyatakan shahih oleh Al-Albani) Ini menunjukkan bahwa kualitas shalat ditentukan oleh kehadiran hati. Maka khusyuk menjadi ruh shalat itu sendiri.

Definisi Khusyuk

Khusyuk secara bahasa berarti tenang, tunduk, dan merendah. Secara istilah, ulama salaf mendefinisikan khusyuk sebagai ketenangan hati yang disertai ketundukan anggota badan di hadapan Allah. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata "Khusyuk adalah hadirnya hati di hadapan Allah dengan penuh ketundukan, lalu seluruh anggota tubuh pun mengikuti ketenangan hati tersebut." (Madarij As-Salikin, 1/520). (Baca selengkapnya...)

Dalil Al-Qur’an tentang Khusyuk

Allah ﷻ menegaskan sifat orang beriman: “Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun: 1-2). Ayat ini menunjukkan bahwa keberuntungan seorang mukmin salah satunya ditentukan oleh kadar khusyuk dalam shalatnya. (Baca selengkapnya...)

Faktor Penghalang Khusyuk

  • Banyak pikiran duniawi, sebagaimana hadits tentang setan Khanzab yang mengganggu shalat.
  • Gerakan berlebihan tanpa kebutuhan.
  • Shalat terburu-buru, padahal Nabi ﷺ bersabda: “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari).

Cara Mewujudkan Khusyuk dalam Shalat

  • Menghadirkan niat ikhlas, Segala amal bergantung pada niat (HR. Bukhari & Muslim). Jika shalat hanya untuk Allah, hati akan lebih mudah khusyuk.
  • Memahami makna bacaan shalat, Ulama salaf menekankan pentingnya tadabbur bacaan shalat. Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa memahami Al-Fatihah adalah kunci kekhusyukan.
  • Menjauhkan diri dari gangguan, Nabi ﷺ melarang shalat di tempat yang mengganggu konsentrasi, seperti di hadapan makanan (HR. Muslim).
  • Mengikuti sunnah gerakan shalat, Mengangkat tangan, thuma’ninah, dan tata cara yang diajarkan Nabi ﷺ menumbuhkan rasa ketundukan.
  • Mengingat kematian, Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika engkau shalat, shalatlah seperti shalatnya seseorang yang akan berpisah (dengan dunia).” (HR. Ibnu Majah, hasan).

Khusyuk adalah inti shalat, bukan sekadar gerakan fisik, tetapi hadirnya hati yang tunduk kepada Allah. Dengan memurnikan niat, memahami bacaan, mengikuti sunnah, serta mengingat akhirat, seorang mukmin akan lebih mudah mencapai derajat khusyuk.

Allah ﷻ berfirman:

“Sesungguhnya shalat itu berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45)

Maka, khusyuk adalah tanda kebesaran iman sekaligus kunci diterimanya shalat seorang hamba.

📚 Referensi:

Al-Qur’an Al-Karim
Shahih Bukhari & Muslim
Abu Dawud, Ibnu Majah
Ibnul Qayyim, Madarij As-Salikin
Tafsir Ibn Katsir

Posting Komentar untuk "Cara Khusyuk dalam Shalat Menurut Al-Qur’an dan Sunnah"